Surabaya BRATA POS --Pakdhe Karwo, Gubernur Jatim tampak semangat mengikuti senam pagi. Bersama istrinya Ibu Nina Karwo, ia mengikuti senam yang diadakan di lapangan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Surabaya (UNESA),pada Jumat 12 April 2013. Sejak pukul 05.30 pagi, pakdhe sudah hadir dengan mengenakan baju putih dan topi putih bergambar pohon. Seusai senam dan jalan sehat, pakdhe melakukan peresmian Hutan Kota yang digagas oleh Unesa (Universitas Negeri Surabaya) dan di dampingi oleh Rektor Unesa, Prof.Dr.Muchlas Samani.
Acara yang mengusung tema “Hutan Kampus Unesa sebagai Wahana Konservasi, Edukasi, dan Rekreasi menuju Surabaya Hijau, Sehat, dan Lestari.” membuat setitik pecerahan bahwasanya Surabaya akan menjadi kota hijau dengan adanya hutan kampus yang otomatis akan ambil bagian dalam penghijauan Kota.
Peresmian ini disaksikan oleh ribuan mahasiswa Unesa dan disambut baik oleh Pakdhe Karwo. Dalam pidatonya, Pakdhe berharap bahwa hutan kota ini bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi mahasiswa Unesa, tetapi juga bagi banyak warga Surabaya. Banyak pohon langka yang ditanam di hutan kota ini, sehingga seluruh masyarakat bisa tahu apa saja pohon yang sudah langka tersebut. Dalam pidatonya Pakdhe juga meminta pihak Dinas Kehutanan untuk menyediakan pohon-pohon langka salah satunya seperti pohon rukem.
“Dengan adanya hutan kota ini maka bukan lagi hutan dalam kampus tapi kampus dalam hutan,”ujar Pakdhe Karwo. “Selama ini saya prihatin karena saya pernah mendengar ada anak kecil yang ketika melihat padi mereka mengatakan bahwa itu pohon nasi bukan padi. Semoga dengan adanya hutan kota, kita dan anak cucu kita bisa tau tanaman atau pohon yang sudah terancam langka,”paparnya.
Dalam peresmian ini pakdhe Karwo tidak hanya menandatangani batu peresmian tetapi juga menggunting puluhan balon sebagai tanda peresmian dan melepaskan burung dara. Agar burung dara yang selama ini di pelihara dapat terbang bebas dan hidup di hutan kota. Dengan adanya hutan kota, pakdhe berharap agar mahasiswa semakin bangga dengan kampusnya sendiri.
“Jika ada hutan kota, O2 akan semakin banyak. Sehingga mahasiswa juga semakin betah ketika berada di kampus. Karena, jika kampus tersebut lebih banyak CO2 dibanding O2 maka mahasiswa akan lebih betah berada di Mall daripada di kampus,”ujar pria berkumis tebal ini.
Fahrun Wulandari, salah satu peserta jalan sehat mengatakan “Acara ini menarik sekali karena selain kampus kita akan dikenal luas oleh masyarakat karena memiliki hutan Kota, kampus ini juga akan turut menyumbang penghijauan di Surabaya yang udaranya panas sekali.”ujarnya. Menjadi kota Hijau memang dambaan seluruh masyarakat. Sebab manusia tidak hanya berhubungan dengan Tuhan dan sesame, juga harus berhubungan dengan alam. Dikarenakan alam juga banyak memberikan kontribusi untuk manusia.
Acara peresmian ini, juga menjadi ajang menyampaikan aspirasi oleh mahasiswa Unesa. Salah satunya dengan yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Bahasa Daerah. Mereka meminta pakdhe untuk membantu mereka mempertahankan mata pelajaran bahasa jawa di SD, SMP dan SMA. Reaksi ini berkaitan dengan wacana pemerintah yang akan memberlakukan Kurikulum 2013.
Pada kurikulum 2013, mata pelajaran Bahasa Jawa ditiadakan. Aspirasi ini di tanggapi baik oleh Gubernur dan istrinya. Mereka berjanji akan menanggapi aspirasi mahasiswa dan akan segera menindaklanjuti ke pemerintah pusat. Satu-satunya cara dalam pelestarian budaya memang bukan hanya dengan memasukkan dalam mata pelajaran. Tetapi, sekolah merupakan tempat yang tepat untuk menanamkan jiwa kebangsaan dan rasa cinta terhadap budaya dan bahasa. Kalau bukan sekarang kita melestarikannya, mau kapan lagi. Kalau bukan kita sendiri yang melestarikan, siapa lagi. (Nla/Hny/Amb)
Editor : Ambar
Posting Komentar